Difusi Inovasi

Posted by Awal KPN on Monday 6 March 2023

Difusi inovasi adalah proses penyebaran dan adopsi inovasi atau gagasan baru dari suatu kelompok atau individu ke kelompok atau individu lainnya dalam suatu sistem atau lingkungan tertentu. Difusi inovasi dapat terjadi dalam berbagai konteks, termasuk dalam konteks pendidikan. Dalam konteks pendidikan, difusi inovasi merujuk pada upaya untuk memperkenalkan dan mengadopsi inovasi baru, seperti teknologi atau metode pembelajaran, dalam sistem pendidikan. 


Proses difusi inovasi melibatkan lima tahap yaitu pengetahuan, persuasi, keputusan, implementasi, dan konfirmasi. Tahap-tahap tersebut menunjukkan bagaimana suatu inovasi dapat diterima dan diadopsi oleh kelompok atau individu dalam sistem pendidikan.

Tahapan difusi inovasi dalam sistem pendidikan yang dikemukakan oleh Rogers (2003) terdiri dari lima tahap, yaitu:

  1. Pengetahuan (knowledge): tahap ini melibatkan upaya untuk memperkenalkan dan mengkomunikasikan informasi tentang inovasi kepada individu atau kelompok yang potensial untuk mengadopsinya. Tujuannya adalah untuk meningkatkan pemahaman tentang inovasi dan bagaimana inovasi tersebut dapat membantu memecahkan masalah atau memenuhi kebutuhan tertentu. Informasi yang disampaikan pada tahap ini dapat berupa karakteristik inovasi, manfaat yang dihasilkan, serta cara penggunaannya.
  2. Persuasi (persuasion): tahap ini melibatkan upaya untuk meyakinkan individu atau kelompok tentang manfaat yang dapat diperoleh dari penggunaan inovasi. Pada tahap ini, upaya persuasif dilakukan untuk membangkitkan minat dan ketertarikan individu atau kelompok terhadap inovasi. Informasi tentang inovasi yang disampaikan pada tahap sebelumnya juga dapat digunakan pada tahap ini.
  3. Keputusan (decision): tahap ini melibatkan proses pemilihan atau pengambilan keputusan tentang apakah inovasi tersebut akan diadopsi atau tidak. Pada tahap ini, individu atau kelompok melakukan evaluasi terhadap manfaat dan biaya yang akan dikeluarkan jika mengadopsi inovasi. Keputusan yang diambil pada tahap ini dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti kecenderungan inovatif, kemudahan penggunaan, serta keefektifan dan keefisienan inovasi dalam memecahkan masalah atau memenuhi kebutuhan.
  4. Implementasi (implementation): tahap ini melibatkan upaya untuk menerapkan atau mengimplementasikan inovasi dalam sistem pendidikan. Pada tahap ini, individu atau kelompok melakukan percobaan atau uji coba dalam penggunaan inovasi. Implementasi yang efektif membutuhkan dukungan dan bantuan dari pihak yang berwenang, seperti pelatihan dan dukungan teknis, untuk memastikan inovasi dapat diaplikasikan dengan baik.
  5. Konfirmasi (confirmation): tahap ini melibatkan upaya untuk mengevaluasi kembali keefektifan dan keefisienan penggunaan inovasi setelah diimplementasikan. Pada tahap ini, individu atau kelompok melakukan evaluasi terhadap hasil yang dihasilkan dan kemudian membuat keputusan tentang apakah inovasi tersebut akan dipertahankan, ditingkatkan atau dihentikan penggunaannya. Evaluasi dapat melibatkan berbagai metode, seperti pengukuran kinerja, observasi dan wawancara.

Dalam tahapan difusi inovasi, perlu diperhatikan bahwa individu atau kelompok yang dihadapi memiliki karakteristik dan kebutuhan yang berbeda-beda. Oleh karena itu, penggunaan strategi komunikasi dan persuasi yang tepat perlu disesuaikan dengan karakteristik dan kebutuhan tersebut untuk memaksimalkan tingkat adopsi inovasi.

Referensi:

Rogers, E. M. (2010). Diffusion of innovations. Simon and Schuster.

Lee, J. W. (2021). Diffusion of innovations. In Encyclopedia of Sport Management (pp. 137-138). Edward Elgar Publishing.


0 comments:

Post a Comment

TERIMA KASIH

SEMOGA BERMANFAAT!!!
Powered by Blogger.
Flag Counter
.comment-content a {display: none;}