Memahami 5 Gogy: Evolusi Pendekatan Belajar di Era Digital
“Apakah cara mengajar anak-anak sama dengan mengajar orang dewasa? Bagaimana dengan pembelajar mandiri yang belajar dari YouTube atau AI? Di sinilah konsep ‘5 Gogy’ menjadi relevan.”
Dunia pendidikan terus mengalami transformasi. Dari ruang kelas konvensional hingga pembelajaran daring berbasis teknologi, peran pendidik dan peserta didik ikut berubah. Untuk memahami dinamika ini, kita perlu mengenal lima pendekatan belajar yang populer dikenal sebagai 5 Gogy: Pedagogi, Andragogi, Peeragogi, Heutagogi, dan Cybergogi.
Kelima pendekatan ini tidak saling meniadakan, melainkan saling melengkapi sesuai konteks pembelajarannya. Mari kita bahas satu per satu!
1. Pedagogi: Ketika Guru Menjadi Pusat
Istilah pedagogi berasal dari bahasa Yunani paidagogos, yang berarti “pembimbing anak.” Pendekatan ini identik dengan pembelajaran anak-anak, di mana guru menjadi pusat informasi dan pengambil keputusan utama dalam proses belajar.
Ciri Khas:
-
Berpusat pada guru (teacher-centered).
-
Siswa pasif, menerima informasi.
-
Cocok untuk pendidikan dasar.
Contoh:
Seorang guru SD menjelaskan materi matematika dasar dengan metode ceramah dan latihan soal, sementara siswa mendengarkan dan mengerjakan tugas.
2. Andragogi: Belajar untuk Orang Dewasa
Diperkenalkan oleh Malcolm Knowles, andragogi fokus pada pembelajaran orang dewasa yang telah memiliki pengalaman dan motivasi belajar yang berbeda.
Ciri Khas:
-
Mandiri (self-directed learning).
-
Berbasis pengalaman.
-
Fokus pada pemecahan masalah.
Contoh:
Pelatihan guru tentang teknologi pembelajaran, di mana peserta aktif bertanya, berbagi pengalaman, dan mengerjakan studi kasus.
3. Peeragogi: Belajar Bersama Sejawat
Peeragogi atau paragogy adalah pendekatan belajar berbasis kolaborasi antar peserta didik yang sejajar. Di sini, tidak ada “guru utama” — setiap orang adalah pembelajar sekaligus pengajar.
Ciri Khas:
-
Kolaboratif, berbasis komunitas.
-
Setara dan partisipatif.
-
Cocok untuk proyek atau diskusi kelompok.
Contoh:
Mahasiswa dalam kelas daring saling memberi umpan balik terhadap tugas presentasi, belajar dari satu sama lain.
4. Heutagogi: Pembelajar Menentukan Arah Sendiri
Heutagogi berasal dari kata Yunani heuriskein (menemukan), dan mengacu pada pembelajaran yang benar-benar ditentukan oleh pembelajar itu sendiri.
Ciri Khas:
-
Pembelajar merancang tujuan dan strategi sendiri.
-
Reflektif dan berbasis minat.
-
Cocok untuk lifelong learning.
Contoh:
Seorang mahasiswa mengembangkan topik skripsi yang sesuai minat pribadinya, memilih referensi sendiri, dan belajar melalui video, buku, dan kursus online.
5. Cybergogi: Belajar dalam Era Siber
Cybergogi adalah pendekatan belajar yang muncul seiring kemajuan teknologi. Ia menggabungkan unsur pedagogi, andragogi, dan heutagogi dalam ruang digital.
Ciri Khas:
-
Pembelajaran berbasis platform digital (LMS, media sosial, AI).
-
Interaktif dan fleksibel.
-
Menuntut literasi digital.
Contoh:
Guru menggunakan Moodle dan YouTube untuk menyampaikan materi, sambil memberi ruang diskusi daring dan proyek kolaboratif siswa.
Perbandingan Singkat 5 Gogy
Pendekatan | Subjek Utama | Peran Guru | Peran Peserta Didik | Cocok untuk |
---|---|---|---|---|
Pedagogi | Anak-anak | Pengarah & pengendali | Pasif, menerima | Sekolah dasar & menengah |
Andragogi | Dewasa | Fasilitator | Aktif & mandiri | Pelatihan kerja, pendidikan tinggi |
Peeragogi | Rekan sejawat | Kolaborator | Saling belajar | Komunitas belajar, kelompok |
Heutagogi | Pembelajar mandiri | Mentor & penyedia sumber | Penentu arah belajar | Pembelajaran mandiri, profesional |
Cybergogi | Pembelajar digital | Desainer pengalaman digital | Interaktif, fleksibel | E-learning, hybrid learning |
Penutup: Mana yang Harus Dipilih?
Tidak ada pendekatan tunggal yang paling benar. Seorang guru abad ke-21 perlu fleksibel, mampu memilih bahkan menggabungkan pendekatan-pendekatan di atas sesuai kebutuhan siswa, konteks teknologi, dan tujuan pembelajaran.
Jadi, Anda lebih suka menjadi pedagog, andragog, heutagog, atau cybergog?
0 comments:
Post a Comment