“Implementasi Model Pembelajaran Tematik Integratif dalam Meningkatkan Keterampilan Sosial Siswa di Madrasah Ibtidaiyah”
BAB I
PENDAHULUAN
Paragraf 1 – Konteks Umum dan Pentingnya Penelitian
Pendidikan pada jenjang Madrasah Ibtidaiyah (MI) tidak hanya bertujuan untuk mengembangkan kemampuan kognitif siswa, tetapi juga membentuk karakter dan keterampilan sosial yang kuat. Dalam Kurikulum 2013 yang digunakan di madrasah, pendekatan pembelajaran tematik integratif menjadi strategi utama untuk mengintegrasikan berbagai mata pelajaran dalam satu tema yang utuh. Model ini tidak hanya mendukung efisiensi pembelajaran, tetapi juga berperan penting dalam membangun keterampilan sosial seperti kerja sama, empati, komunikasi, dan toleransi, yang menjadi bagian dari kompetensi abad 21. Oleh karena itu, implementasi pembelajaran tematik integratif perlu dikaji lebih lanjut khususnya dalam konteks pendidikan dasar berbasis nilai-nilai Islam.
Paragraf 2 – Fokus Masalah dan Relevansi Kualitatif
Meskipun pembelajaran tematik integratif telah diterapkan di berbagai madrasah, realitas di lapangan menunjukkan bahwa tingkat keberhasilan implementasinya sangat bergantung pada pemahaman dan strategi guru dalam mengelola kelas. Di sisi lain, keterampilan sosial siswa belum sepenuhnya berkembang optimal, terutama dalam konteks kerja kelompok, komunikasi interpersonal, dan penyelesaian konflik secara konstruktif. Hal ini menunjukkan adanya kesenjangan antara tujuan pembelajaran dengan hasil nyata yang dicapai di kelas. Oleh karena itu, diperlukan penelitian yang mendalam untuk mengeksplorasi praktik nyata guru dalam mengimplementasikan model pembelajaran tematik integratif serta dampaknya terhadap keterampilan sosial siswa.
Paragraf 3 – Tujuan dan Urgensi Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk memahami secara mendalam bagaimana guru MI menerapkan pembelajaran tematik integratif dalam proses belajar mengajar serta bagaimana implementasi tersebut berkontribusi terhadap pengembangan keterampilan sosial siswa. Dengan menggunakan pendekatan kualitatif dan studi kasus, penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran kontekstual yang komprehensif mengenai praktik pendidikan tematik di madrasah, serta memberikan kontribusi dalam pengembangan strategi pembelajaran yang lebih efektif dan humanis. Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi guru, kepala sekolah, serta pihak pengembang kurikulum dalam meningkatkan kualitas pendidikan dasar di madrasah.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
-
Bagaimana implementasi model pembelajaran tematik integratif oleh guru di Madrasah Ibtidaiyah?
-
Bagaimana keterampilan sosial siswa dalam kegiatan pembelajaran tematik integratif?
-
Apa saja faktor pendukung dan penghambat dalam penerapan model pembelajaran tematik integratif terhadap keterampilan sosial siswa?
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:
-
Mendeskripsikan implementasi model pembelajaran tematik integratif oleh guru di Madrasah Ibtidaiyah.
-
Menggambarkan keterampilan sosial siswa dalam kegiatan pembelajaran tematik integratif.
-
Menganalisis faktor-faktor yang mendukung dan menghambat penerapan model pembelajaran tematik integratif dalam meningkatkan keterampilan sosial siswa.
1.4 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat sebagai berikut:
1. Manfaat Teoretis:
Memberikan kontribusi terhadap pengembangan ilmu pendidikan dasar, khususnya dalam implementasi pembelajaran tematik integratif dan penguatan keterampilan sosial siswa.
2. Manfaat Praktis:
-
Bagi Guru: Memberikan gambaran praktis tentang strategi implementasi pembelajaran tematik integratif yang efektif untuk mengembangkan keterampilan sosial siswa.
-
Bagi Kepala Madrasah: Menjadi masukan dalam pengambilan kebijakan dan pembinaan guru dalam perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran tematik.
-
Bagi Peneliti Lain: Menjadi referensi bagi penelitian lebih lanjut tentang pembelajaran tematik dan pengembangan soft skills siswa.
1.5 Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini difokuskan pada pelaksanaan model pembelajaran tematik integratif di salah satu Madrasah Ibtidaiyah, dengan penekanan pada bagaimana model tersebut mampu mengembangkan keterampilan sosial siswa. Fokus penelitian meliputi proses perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran tematik oleh guru serta pengamatan terhadap interaksi sosial siswa dalam kegiatan pembelajaran.
BAB II
KAJIAN TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Model Pembelajaran Tematik Integratif
2.1.1 Pengertian Pembelajaran Tematik Integratif
Pembelajaran tematik integratif merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang mengintegrasikan berbagai kompetensi dasar dari beberapa mata pelajaran ke dalam satu tema yang sama, sehingga menciptakan pengalaman belajar yang bermakna dan utuh bagi siswa. Menurut Rusman (2015), pembelajaran tematik memberikan kesempatan kepada siswa untuk secara aktif menemukan konsep dan keterkaitan antarmata pelajaran dalam kehidupan nyata.
2.1.2 Karakteristik Pembelajaran Tematik Integratif
Adapun ciri-ciri utama pembelajaran tematik integratif adalah:
-
Berpusat pada siswa.
-
Mengaitkan berbagai mata pelajaran dalam satu tema.
-
Menerapkan pendekatan kontekstual dan konstruktivis.
-
Menekankan keterampilan berpikir kritis dan pemecahan masalah.
2.1.3 Tujuan Pembelajaran Tematik Integratif
Pembelajaran tematik bertujuan untuk memudahkan siswa dalam memahami hubungan antarkonsep secara utuh, mengembangkan kreativitas, serta mendorong keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran yang aktif dan kolaboratif (Majid, 2014).
2.2 Keterampilan Sosial Siswa
2.2.1 Pengertian Keterampilan Sosial
Keterampilan sosial adalah kemampuan individu untuk berinteraksi secara efektif dengan orang lain dalam berbagai situasi sosial. Menurut Goleman (2000), keterampilan sosial meliputi kemampuan komunikasi, empati, kerja sama, dan menyelesaikan konflik secara damai.
2.2.2 Indikator Keterampilan Sosial
Indikator keterampilan sosial siswa dalam konteks pembelajaran antara lain:
-
Kemampuan bekerja sama dalam kelompok.
-
Kemampuan menyampaikan pendapat dengan sopan.
-
Kemampuan mendengarkan dan memahami perasaan orang lain.
-
Kemampuan menyelesaikan konflik secara konstruktif.
2.2.3 Pentingnya Keterampilan Sosial di Madrasah
Di lingkungan madrasah, keterampilan sosial sangat penting karena mendukung pembentukan karakter Islami, seperti sikap toleransi, tanggung jawab, dan saling menghormati. Hal ini sejalan dengan tujuan pendidikan Islam yang tidak hanya mencerdaskan secara intelektual, tetapi juga secara sosial dan spiritual (Zuhairini, 2007).
2.3 Hubungan Pembelajaran Tematik dengan Keterampilan Sosial
Pendekatan tematik integratif memfasilitasi pembelajaran kolaboratif yang dapat mendorong interaksi sosial antarsiswa. Dalam kegiatan kelompok, siswa belajar berkomunikasi, berbagi ide, dan mengambil keputusan bersama. Menurut Trianto (2010), pembelajaran tematik secara tidak langsung melatih siswa untuk terlibat dalam proses sosial yang mendorong empati, kerja sama, dan kepemimpinan. Oleh karena itu, model ini sangat potensial dalam mengembangkan keterampilan sosial siswa, terutama di tingkat pendidikan dasar.
2.4 Penelitian Terdahulu
Berikut adalah beberapa hasil penelitian yang relevan:
-
Nugraheni, A. (2019) dalam penelitiannya berjudul "Implementasi Pembelajaran Tematik Integratif di Sekolah Dasar" menunjukkan bahwa model ini meningkatkan keterlibatan siswa dalam diskusi dan kerja kelompok.
-
Rahmawati, I. (2021) dalam artikel "The Role of Integrated Thematic Learning in Social Skills Development" menyimpulkan bahwa pendekatan tematik efektif dalam meningkatkan empati dan kemampuan komunikasi siswa.
-
Susanti, E. (2020) dalam skripsinya menemukan bahwa implementasi pembelajaran tematik berbasis proyek mampu meningkatkan sikap tanggung jawab dan kolaborasi siswa di madrasah.
2.5 Kerangka Pemikiran
Berdasarkan kajian teori, dapat dirumuskan kerangka pemikiran sebagai berikut:
Model pembelajaran tematik integratif yang menekankan keterkaitan antarmata pelajaran dan aktivitas kolaboratif memungkinkan siswa untuk belajar melalui interaksi sosial yang intensif. Dalam proses ini, siswa memperoleh pengalaman sosial yang konkret yang dapat mengembangkan keterampilan sosial mereka. Oleh karena itu, implementasi model ini di Madrasah Ibtidaiyah dipandang sebagai salah satu strategi efektif dalam penguatan karakter dan keterampilan sosial siswa.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Pendekatan dan Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis studi kasus. Pendekatan kualitatif dipilih karena bertujuan untuk memahami secara mendalam implementasi model pembelajaran tematik integratif dan dampaknya terhadap keterampilan sosial siswa berdasarkan pengalaman, pandangan, dan interaksi yang terjadi di lapangan (Creswell, 2016). Studi kasus digunakan untuk memperoleh gambaran mendalam terhadap suatu kasus spesifik, yaitu pelaksanaan pembelajaran tematik integratif di kelas tertentu di Madrasah Ibtidaiyah.
3.2 Lokasi dan Subjek Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di MI Negeri X Aceh Tengah. Lokasi ini dipilih secara purposive karena madrasah tersebut telah menerapkan model pembelajaran tematik integratif di kelas rendah dan memiliki karakteristik siswa yang beragam.
Subjek penelitian terdiri dari:
-
Guru kelas yang menerapkan pembelajaran tematik integratif.
-
Siswa kelas III sebagai partisipan utama.
-
Kepala madrasah dan orang tua sebagai informan pendukung.
3.3 Teknik Pengumpulan Data
Penelitian ini menggunakan beberapa teknik untuk mengumpulkan data secara triangulatif, yaitu:
3.3.1 Observasi
Observasi dilakukan secara partisipatif untuk mengamati proses pembelajaran tematik, bentuk interaksi sosial siswa, serta peran guru dalam memfasilitasi kerja sama. Peneliti mencatat interaksi verbal dan nonverbal siswa yang menunjukkan keterampilan sosial, seperti membantu teman, berbagi, atau berdiskusi.
3.3.2 Wawancara
Wawancara dilakukan secara semi-terstruktur terhadap guru, siswa, kepala madrasah, dan orang tua untuk mendapatkan informasi mendalam mengenai implementasi pembelajaran dan perubahan perilaku sosial siswa. Pertanyaan disusun berdasarkan indikator keterampilan sosial dan pelaksanaan pembelajaran tematik.
3.3.3 Dokumentasi
Dokumentasi berupa catatan harian guru, RPP, foto kegiatan belajar, serta hasil karya siswa digunakan untuk mendukung temuan dari observasi dan wawancara.
3.4 Teknik Analisis Data
Analisis data dilakukan secara kualitatif dengan model interaktif dari Miles, Huberman & Saldaña (2014), yaitu:
-
Reduksi data: Menyusun, menyaring, dan mengklasifikasikan data berdasarkan fokus penelitian.
-
Penyajian data: Menyajikan data dalam bentuk narasi, kutipan wawancara, tabel aktivitas siswa, dan deskripsi temuan lapangan.
-
Penarikan kesimpulan: Menyimpulkan pola-pola keterampilan sosial siswa dan faktor-faktor pendukung implementasi pembelajaran.
Selain itu, jika diperlukan, data dapat dikelola dengan NVivo untuk mengelompokkan kode-kode tematik berdasarkan hasil wawancara dan observasi.
3.5 Uji Keabsahan Data
Untuk memastikan validitas dan reliabilitas data, peneliti menggunakan beberapa teknik:
-
Triangulasi sumber dan teknik, yaitu membandingkan hasil observasi, wawancara, dan dokumentasi.
-
Member check, yaitu konfirmasi hasil sementara kepada partisipan untuk memperoleh keakuratan informasi.
-
Peer debriefing, yaitu diskusi hasil analisis dengan teman sejawat atau dosen pembimbing.
-
Audit trail, yaitu pencatatan proses penelitian secara sistematis.
3.6 Etika Penelitian
Peneliti memperhatikan prinsip etika dalam penelitian kualitatif, antara lain:
-
Menjelaskan tujuan dan proses penelitian kepada partisipan.
-
Meminta persetujuan (informed consent) dari siswa, guru, dan kepala madrasah.
-
Menjaga kerahasiaan identitas partisipan.
-
Menggunakan data hanya untuk kepentingan ilmiah.
BAB IV – PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA
4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Madrasah Ibtidaiyah Negeri X yang menjadi lokasi penelitian berada di Kabupaten Aceh Tengah. Madrasah ini telah melaksanakan Kurikulum 2013 secara penuh, dengan pendekatan pembelajaran tematik integratif khususnya untuk kelas I–III. Sekolah ini memiliki jumlah siswa sekitar 230 orang dan tenaga pendidik yang aktif dalam menerapkan pendekatan pembelajaran inovatif. Salah satu guru kelas III telah secara konsisten menerapkan model pembelajaran tematik integratif yang menjadi fokus penelitian ini.
4.2 Deskripsi Implementasi Pembelajaran Tematik Integratif
Berdasarkan hasil observasi dan dokumentasi, guru kelas III merancang pembelajaran tematik integratif melalui penggabungan beberapa mata pelajaran dalam satu tema yang sama. Dalam proses pelaksanaannya, guru menggunakan pendekatan kolaboratif, diskusi kelompok, dan aktivitas bermain peran yang mengarah pada pengembangan keterampilan sosial.
Beberapa kegiatan yang diamati:
-
Siswa bekerja dalam kelompok menyelesaikan proyek mini.
-
Guru memberikan tugas yang mendorong interaksi antarsiswa.
-
Refleksi bersama setelah pembelajaran untuk membangun empati dan saling menghargai.
4.3 Temuan Penelitian Berdasarkan Teknik Pengumpulan Data
4.3.1 Hasil Observasi
Dari hasil observasi selama tiga minggu, ditemukan bahwa keterampilan sosial siswa tampak dalam beberapa bentuk:
-
Kerja sama: siswa aktif membantu teman satu kelompok menyelesaikan tugas.
-
Komunikasi: siswa mampu mengungkapkan pendapat dengan sopan dan menghargai pendapat orang lain.
-
Toleransi: siswa bersedia menerima perbedaan pandangan dan saling memberi dukungan.
4.3.2 Hasil Wawancara
Guru menyatakan bahwa dengan pembelajaran tematik integratif, siswa lebih terlibat secara aktif dan menunjukkan perilaku sosial yang positif, seperti bertanya, berbagi, dan saling memberi semangat.
Salah satu kutipan wawancara dengan guru:
“Anak-anak jadi lebih berani menyampaikan ide dan juga saling bantu, terutama saat tugas kelompok. Mereka juga jadi lebih peduli dengan temannya.”
Orang tua juga menyatakan bahwa anak mereka menjadi lebih terbuka dan senang bercerita tentang kegiatan bersama teman di sekolah.
4.3.3 Hasil Dokumentasi
Dokumentasi berupa foto-foto kegiatan belajar, jurnal guru, dan RPP menunjukkan bahwa setiap tema dirancang untuk menyentuh aspek kognitif, afektif, dan sosial secara bersamaan.
4.4 Analisis Data
Analisis dilakukan dengan model Miles & Huberman yang terdiri dari reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.
4.4.1 Reduksi Data
Data dari observasi, wawancara, dan dokumentasi dikategorikan dalam tiga fokus:
-
Strategi pembelajaran tematik.
-
Respons siswa dalam interaksi sosial.
-
Dampak pembelajaran terhadap keterampilan sosial.
4.4.2 Penyajian Data
Data disajikan dalam bentuk naratif tematik, dikutip secara langsung dari pernyataan responden, serta diperkuat dengan catatan observasi dan foto kegiatan.
Contoh tabel penyajian temuan:
Aspek Sosial | Indikator | Bukti Lapangan |
---|---|---|
Kerja Sama | Membantu teman menyelesaikan tugas | Observasi saat proyek kelompok |
Komunikasi | Menyampaikan pendapat | Wawancara guru & siswa |
Toleransi | Menerima perbedaan | Refleksi akhir pembelajaran |
4.4.3 Penarikan Kesimpulan
Pembelajaran tematik integratif mendorong keterlibatan siswa secara aktif dan memberikan ruang untuk tumbuhnya keterampilan sosial. Kegiatan pembelajaran yang dirancang secara kolaboratif menjadi sarana bagi siswa untuk membangun hubungan sosial yang sehat dan saling mendukung.
4.5 Pembahasan
Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa model pembelajaran tematik integratif mampu meningkatkan keterampilan sosial siswa di MI. Hal ini sesuai dengan pendapat Rusman (2017) bahwa pembelajaran tematik integratif mengembangkan aspek sosial dan afektif secara holistik. Selain itu, keterlibatan aktif siswa melalui kerja kelompok menjadi sarana internalisasi nilai sosial, sebagaimana dinyatakan Vygotsky (1978) bahwa interaksi sosial merupakan fondasi perkembangan kognitif dan afektif.
Penelitian ini juga memperkuat hasil studi sebelumnya (Misbah & Sulastri, 2020) yang menemukan bahwa model pembelajaran tematik dapat meningkatkan empati dan komunikasi siswa di sekolah dasar.
Namun, keberhasilan implementasi sangat dipengaruhi oleh kesiapan guru dalam merancang aktivitas yang kolaboratif serta adanya dukungan dari lingkungan sekolah dan orang tua.
BAB V
PEMBAHASAN
5.1 Implementasi Model Pembelajaran Tematik Integratif oleh Guru di Madrasah Ibtidaiyah
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru serta observasi di lapangan, implementasi model pembelajaran tematik integratif di Madrasah Ibtidaiyah menunjukkan bahwa guru telah merancang dan melaksanakan pembelajaran yang mengintegrasikan berbagai mata pelajaran dalam satu tema yang relevan dengan kehidupan sehari-hari siswa. Guru menggunakan pendekatan yang mengedepankan keterlibatan aktif siswa melalui aktivitas kolaboratif, diskusi kelompok, dan proyek yang terintegrasi.
Guru memulai pembelajaran dengan menyampaikan tujuan pembelajaran secara jelas dan mengaitkan tema dengan pengalaman siswa. Selanjutnya, guru mengorganisasi materi dari beberapa mata pelajaran yang disusun secara sistematis dalam satu tema, sehingga siswa dapat melihat keterkaitan antar konsep. Dalam proses pembelajaran, guru juga aktif membimbing siswa untuk bekerja sama, berbagi tugas, dan saling mendukung agar pembelajaran berjalan efektif.
Pelaksanaan pembelajaran tematik integratif ini juga didukung dengan media pembelajaran yang menarik dan relevan, serta penilaian yang lebih menitikberatkan pada proses dan interaksi sosial siswa. Dengan demikian, guru tidak hanya mengajarkan materi akademik, tetapi juga menanamkan nilai-nilai sosial melalui pengalaman belajar yang menyenangkan dan kontekstual.
5.2 Keterampilan Sosial Siswa dalam Kegiatan Pembelajaran Tematik Integratif
Keterampilan sosial siswa selama pembelajaran tematik integratif mengalami peningkatan yang signifikan. Hasil observasi dan wawancara mengungkap bahwa siswa lebih aktif berkomunikasi, lebih terbuka dalam menyampaikan pendapat, dan lebih mampu bekerja sama dalam kelompok. Mereka menunjukkan kemampuan untuk mendengarkan teman, menghargai perbedaan pendapat, dan menyelesaikan konflik secara konstruktif.
Sikap empati dan toleransi juga semakin tampak ketika siswa diberikan tugas yang mengharuskan mereka memahami sudut pandang teman-teman sekelas. Selain itu, siswa menjadi lebih percaya diri dan mandiri karena pembelajaran ini memberi ruang bagi mereka untuk berpartisipasi secara aktif dan kreatif.
Keterampilan sosial tersebut bukan hanya muncul secara spontan, melainkan hasil dari desain pembelajaran yang sengaja diarahkan untuk mengembangkan aspek sosial emosional siswa. Hal ini sejalan dengan teori Vygotsky (1978) yang menekankan pentingnya interaksi sosial dalam perkembangan kemampuan kognitif dan sosial anak.
5.3 Faktor Pendukung dan Penghambat dalam Penerapan Model Pembelajaran Tematik Integratif terhadap Keterampilan Sosial Siswa
Faktor Pendukung
Beberapa faktor pendukung yang ditemukan dalam penelitian ini antara lain:
-
Komitmen dan kreativitas guru dalam merancang dan melaksanakan pembelajaran tematik yang menarik dan menyenangkan. Guru mampu mengelola kelas dengan baik sehingga siswa merasa nyaman untuk berinteraksi.
-
Dukungan sarana dan prasarana, seperti media pembelajaran yang variatif dan ruang kelas yang kondusif, turut membantu kelancaran proses belajar.
-
Partisipasi aktif siswa yang menunjukkan antusiasme belajar tinggi serta kesadaran untuk berkolaborasi dengan teman sekelas.
-
Keterlibatan orang tua yang memberikan dukungan moral dan motivasi bagi siswa di rumah, memperkuat pembelajaran yang berlangsung di sekolah.
Faktor Penghambat
Namun demikian, terdapat beberapa kendala yang menjadi penghambat, di antaranya:
-
Keterbatasan waktu pembelajaran yang sering kali tidak cukup untuk mengakomodasi semua aktivitas tematik secara optimal, sehingga guru harus memilih aktivitas yang paling prioritas.
-
Beban administrasi guru yang tinggi, termasuk penyusunan RPP dan evaluasi, membuat guru terkadang kesulitan mengembangkan pembelajaran secara maksimal.
-
Perbedaan kemampuan sosial dan emosional siswa, di mana beberapa siswa masih kesulitan beradaptasi dan bekerja sama dalam kelompok.
-
Keterbatasan fasilitas pendukung, terutama alat peraga dan media yang masih minim di beberapa madrasah, sehingga mengurangi variasi metode pembelajaran.
5.4 Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan yang diperoleh, penulis memberikan beberapa saran:
-
Untuk guru, agar terus mengembangkan metode pembelajaran yang integratif dan inovatif guna membentuk siswa yang tidak hanya cerdas secara akademik tetapi juga matang secara sosial.
-
Untuk peneliti selanjutnya, diharapkan dapat meneliti lebih lanjut mengenai pengaruh pembelajaran tematik integratif terhadap aspek perkembangan lain seperti keterampilan berpikir kritis atau empati siswa.
-
Untuk instansi pendidikan, agar mendukung implementasi kurikulum tematik integratif melalui kebijakan yang relevan dan pelatihan berkelanjutan untuk guru kelas di madrasah.
Daftar Pustaka
-
Creswell, J. W. (2014). Research Design: Qualitative, Quantitative, and Mixed Methods Approaches (4th ed.). Thousand Oaks, CA: Sage Publications.
-
Miles, M. B., Huberman, A. M., & Saldaña, J. (2014). Qualitative Data Analysis: A Methods Sourcebook (3rd ed.). Thousand Oaks, CA: Sage Publications.
-
Moleong, L. J. (2017). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.
-
Rusman. (2017). Model-Model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta: Rajawali Pers.
-
Vygotsky, L. S. (1978). Mind in Society: The Development of Higher Psychological Processes. Cambridge: Harvard University Press.
-
Misbah, Z., & Sulastri, E. (2020). “Penerapan Pembelajaran Tematik untuk Meningkatkan Empati Siswa di Sekolah Dasar”. Jurnal Pendidikan Dasar, 11(2), 112–123.
0 comments:
Post a Comment