Etnografi dan Fenomenologi dalam Penelitian Kualitatif
1. Pengantar
Penelitian kualitatif memiliki berbagai pendekatan yang dapat digunakan untuk memahami fenomena sosial secara mendalam. Dua pendekatan utama yang sering digunakan adalah etnografi dan fenomenologi. Keduanya memiliki karakteristik, tujuan, dan prosedur yang berbeda namun saling melengkapi dalam menggali realitas sosial berdasarkan perspektif partisipan.
2. Pendekatan Etnografi
2.1. Definisi Etnografi
Etnografi berasal dari kata Yunani ethnos (bangsa/suku) dan graphien (menulis), yang berarti “menulis tentang suatu kelompok”. Dalam konteks penelitian, etnografi adalah pendekatan kualitatif yang bertujuan untuk memahami kehidupan, budaya, dan pandangan suatu kelompok sosial melalui pengamatan langsung dan partisipasi.
Spradley (1980) menyatakan bahwa etnografi adalah "usaha sistematis untuk mendeskripsikan budaya masyarakat dari sudut pandang orang yang hidup dalam budaya tersebut."
2.2. Tujuan Etnografi
-
Menggambarkan pola kehidupan dan budaya komunitas.
-
Memahami makna perilaku sosial dalam konteks kulturalnya.
-
Mengkaji sistem simbolik, nilai, dan praktik dalam suatu kelompok sosial.
2.3. Ciri-Ciri Penelitian Etnografi
-
Fokus pada budaya atau kelompok sosial tertentu.
-
Peneliti tinggal dalam waktu cukup lama di lingkungan partisipan.
-
Pengumpulan data dilakukan melalui observasi partisipatif, wawancara mendalam, dan dokumentasi.
-
Analisis dilakukan secara induktif dan terus-menerus (cyclical process).
2.4. Langkah-langkah Penelitian Etnografi
-
Memilih kelompok sasaran atau budaya.
-
Masuk ke lapangan dan membangun hubungan (getting access and rapport).
-
Mengumpulkan data melalui observasi, wawancara, artefak, dan dokumen.
-
Menganalisis data untuk menemukan pola budaya.
-
Menyusun narasi etnografi berdasarkan perspektif “orang dalam” (emic perspective).
2.5. Contoh Topik Etnografi
-
Studi etnografi komunitas nelayan di pesisir Aceh.
-
Kajian etnografi tentang praktik pengobatan tradisional di pedalaman Kalimantan.
-
Etnografi kehidupan santri di pesantren salafiyah.
3. Pendekatan Fenomenologi
3.1. Definisi Fenomenologi
Fenomenologi adalah pendekatan kualitatif yang bertujuan untuk memahami makna pengalaman subjektif dari individu terhadap suatu fenomena. Berakar dari filsafat Edmund Husserl dan Martin Heidegger, pendekatan ini menekankan pada deskripsi esensi pengalaman sebagaimana dialami oleh partisipan.
Creswell (2013) menyebut fenomenologi sebagai pendekatan yang mencari "makna bersama dari beberapa individu terhadap pengalaman hidup mereka terhadap suatu konsep atau fenomena."
3.2. Tujuan Fenomenologi
-
Menggali esensi pengalaman manusia.
-
Menganalisis persepsi, kesadaran, dan makna subjektif.
-
Menjelaskan fenomena dari perspektif “orang pertama”.
3.3. Ciri-Ciri Penelitian Fenomenologi
-
Fokus pada pengalaman langsung dan kesadaran.
-
Partisipan dipilih karena mereka pernah mengalami fenomena yang dikaji.
-
Peneliti melakukan bracketing (mengabaikan asumsi pribadi).
-
Data utama dikumpulkan melalui wawancara mendalam.
3.4. Langkah-langkah Penelitian Fenomenologi (menurut Moustakas, 1994)
-
Menentukan fenomena yang akan dikaji.
-
Mengumpulkan data dari individu yang mengalami fenomena tersebut.
-
Melakukan epoche atau bracketing.
-
Mengidentifikasi makna-makna penting (significant statements).
-
Mengelompokkan menjadi tema-tema.
-
Menulis deskripsi tekstual (apa yang dialami) dan struktural (bagaimana pengalamannya).
-
Menyusun esensi dari pengalaman.
3.5. Contoh Topik Fenomenologi
-
Pengalaman guru perempuan dalam menghadapi kekerasan verbal dari orang tua siswa.
-
Pengalaman mahasiswa pertama kali tinggal jauh dari keluarga.
-
Pengalaman spiritual pasien yang sembuh dari penyakit kritis.
4. Perbandingan Etnografi dan Fenomenologi
Aspek | Etnografi | Fenomenologi |
---|---|---|
Fokus | Budaya dan perilaku kelompok | Pengalaman individu terhadap fenomena |
Tujuan | Memahami cara hidup kelompok | Mengungkap makna esensial pengalaman |
Sumber Data | Observasi partisipatif, wawancara | Wawancara mendalam |
Lokasi Penelitian | Di lingkungan budaya (lapangan) | Tempat sesuai pengalaman partisipan |
Durasi | Waktu lama di lapangan | Relatif lebih singkat |
Analisis | Deskriptif budaya | Tematik dan esensial |
5. Kelebihan dan Keterbatasan
Etnografi
Kelebihan:
-
Mendalam dan holistik tentang kehidupan kelompok.
-
Data kaya dan kontekstual.
Keterbatasan:
-
Butuh waktu lama di lapangan.
-
Bisa mengalami bias budaya.
Fenomenologi
Kelebihan:
-
Menggali makna terdalam pengalaman manusia.
-
Fokus pada suara dan kesadaran partisipan.
Keterbatasan:
-
Sulit memisahkan asumsi peneliti.
-
Keterbatasan jumlah partisipan membatasi generalisasi.
6. Penutup
Etnografi dan fenomenologi adalah dua pendekatan kualitatif yang sama-sama berperan penting dalam memahami dunia sosial. Etnografi menggambarkan kehidupan kelompok secara kontekstual, sementara fenomenologi menyingkap makna pengalaman pribadi. Pemilihan pendekatan tergantung pada tujuan dan fokus penelitian.
Referensi
-
Creswell, J. W. (2013). Qualitative Inquiry and Research Design: Choosing Among Five Approaches (3rd ed.). SAGE Publications.
-
Spradley, J. P. (1980). Participant Observation. Holt, Rinehart and Winston.
-
Moustakas, C. (1994). Phenomenological Research Methods. SAGE Publications.
-
van Manen, M. (1990). Researching Lived Experience: Human Science for an Action Sensitive Pedagogy. SUNY Press.
-
Patton, M. Q. (2002). Qualitative Research and Evaluation Methods (3rd ed.). SAGE Publications.
0 comments:
Post a Comment