Grounded Theory dan Naratif dalam Penelitian Kualitatif
1. Pengantar
Dalam pendekatan penelitian kualitatif, Grounded Theory dan penelitian naratif merupakan dua strategi penting yang berfokus pada penciptaan makna dari data, tetapi memiliki fokus dan tujuan yang berbeda. Grounded Theory berorientasi pada pengembangan teori dari bawah (bottom-up), sedangkan penelitian naratif berfokus pada cerita individu sebagai unit analisis utama. Keduanya sangat berguna dalam memahami realitas sosial secara mendalam.
2. Grounded Theory
2.1. Definisi Grounded Theory
Grounded Theory adalah pendekatan sistematis dalam penelitian kualitatif yang bertujuan mengembangkan teori yang berasal langsung dari data lapangan.
Glaser dan Strauss (1967) mendefinisikan Grounded Theory sebagai "the discovery of theory from data systematically obtained from social research."
2.2. Tujuan Grounded Theory
-
Menghasilkan teori dari data, bukan menguji teori yang sudah ada.
-
Memahami proses sosial yang kompleks.
-
Menggambarkan dan menjelaskan pola hubungan antar konsep.
2.3. Ciri-Ciri Grounded Theory
-
Teori dibangun dari bawah, berdasarkan data (bottom-up).
-
Proses pengumpulan dan analisis data berlangsung secara simultan.
-
Analisis dilakukan secara kode terbuka, aksial, dan selektif.
-
Peneliti menghindari asumsi awal yang terlalu kuat.
2.4. Langkah-langkah Grounded Theory (Strauss & Corbin, 1998)
-
Pengumpulan data melalui wawancara, observasi, dll.
-
Open coding: memecah data menjadi bagian kecil dan memberi label.
-
Axial coding: mengidentifikasi hubungan antar kategori.
-
Selective coding: mengintegrasikan kategori utama menjadi teori.
-
Memos: menulis catatan analitis selama proses analisis.
-
Theoretical sampling: memilih kasus tambahan untuk memperkuat teori.
2.5. Contoh Topik Grounded Theory
-
Pengembangan teori adaptasi mahasiswa baru di lingkungan universitas.
-
Strategi coping tenaga kesehatan selama pandemi COVID-19.
-
Proses transformasi identitas mantan narapidana.
3. Penelitian Naratif
3.1. Definisi Penelitian Naratif
Penelitian naratif adalah pendekatan kualitatif yang berfokus pada cerita atau narasi personal sebagai cara memahami pengalaman manusia. Cerita dianggap sebagai struktur utama dalam memberi makna terhadap peristiwa kehidupan.
Clandinin & Connelly (2000) menyebut naratif sebagai "a way of understanding experience."
3.2. Tujuan Penelitian Naratif
-
Menjelaskan bagaimana individu memberi makna terhadap pengalaman hidupnya.
-
Menggali dinamika perubahan dan identitas personal.
-
Menganalisis struktur dan makna cerita.
3.3. Ciri-Ciri Penelitian Naratif
-
Fokus utama pada kisah hidup individu.
-
Cerita diceritakan dalam urutan waktu (kronologis).
-
Analisis mendalam terhadap struktur narasi (alur, tokoh, latar).
-
Peneliti terlibat sebagai co-author dalam membangun cerita.
3.4. Langkah-langkah Penelitian Naratif (Riessman, 2008)
-
Mengidentifikasi pengalaman hidup yang akan diceritakan.
-
Mengumpulkan cerita melalui wawancara naratif.
-
Transkripsi dan rekonstruksi narasi.
-
Analisis naratif:
-
Thematic analysis: fokus pada tema dari cerita.
-
Structural analysis: fokus pada bentuk dan alur cerita.
-
Dialogic/performance analysis: fokus pada konteks penyampaian cerita.
-
-
Membuat interpretasi cerita secara reflektif dan kontekstual.
3.5. Contoh Topik Penelitian Naratif
-
Cerita guru honorer dalam memperjuangkan pengangkatan PNS.
-
Narasi korban bencana alam dalam membangun kembali kehidupannya.
-
Kisah perjuangan mahasiswa disabilitas dalam menyelesaikan pendidikan tinggi.
4. Perbandingan Grounded Theory dan Naratif
Aspek | Grounded Theory | Penelitian Naratif |
---|---|---|
Tujuan | Mengembangkan teori dari data | Memahami pengalaman melalui cerita |
Fokus | Kategori, konsep, dan proses sosial | Kisah hidup individu atau kelompok |
Sumber Data | Wawancara, observasi, dokumen | Narasi personal atau biografi |
Proses Analisis | Koding sistematis (open, axial, selective) | Tematik, struktural, atau performatif |
Hasil | Teori substantif | Narasi interpretatif |
Peran Peneliti | Teori dari interaksi dengan data | Co-author dalam membangun cerita |
5. Kelebihan dan Keterbatasan
Grounded Theory
Kelebihan:
-
Menghasilkan teori yang kontekstual dan relevan.
-
Menjelaskan proses sosial yang kompleks.
Keterbatasan:
-
Membutuhkan kemampuan analisis yang tinggi.
-
Proses analisis bisa sangat memakan waktu.
Penelitian Naratif
Kelebihan:
-
Memberi suara kepada individu dan kelompok yang termarginalkan.
-
Menunjukkan kekayaan pengalaman manusia dalam konteks nyata.
Keterbatasan:
-
Sulit digeneralisasi.
-
Risiko bias interpretasi dari peneliti tinggi.
6. Penutup
Grounded Theory dan naratif merupakan dua pendekatan dalam penelitian kualitatif yang menawarkan pemahaman mendalam tentang realitas sosial. Grounded Theory cocok untuk menelusuri proses dan mengembangkan teori baru, sedangkan pendekatan naratif tepat digunakan untuk mengeksplorasi pengalaman subjektif manusia dalam bentuk cerita. Pemilihan pendekatan tergantung pada tujuan penelitian, sifat fenomena yang dikaji, dan kebutuhan eksploratif dari peneliti.
Referensi
-
Glaser, B. G., & Strauss, A. L. (1967). The Discovery of Grounded Theory: Strategies for Qualitative Research. Aldine Publishing.
-
Strauss, A., & Corbin, J. (1998). Basics of Qualitative Research: Techniques and Procedures for Developing Grounded Theory (2nd ed.). SAGE Publications.
-
Clandinin, D. J., & Connelly, F. M. (2000). Narrative Inquiry: Experience and Story in Qualitative Research. Jossey-Bass.
-
Riessman, C. K. (2008). Narrative Methods for the Human Sciences. SAGE Publications.
-
Creswell, J. W. (2013). Qualitative Inquiry and Research Design: Choosing Among Five Approaches (3rd ed.). SAGE Publications.
0 comments:
Post a Comment