📘 TANTANGAN DAN ETIKA DALAM DIGITALISASI PEMBELAJARAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
🧭 I. PENDAHULUAN
Digitalisasi telah mengubah lanskap pembelajaran, termasuk dalam bidang Bahasa dan Sastra Indonesia. Pembelajaran kini tidak lagi terbatas ruang dan waktu, namun juga membawa tantangan dan implikasi etika yang kompleks. Pemanfaatan Learning Management System (LMS), media sosial, video interaktif, Augmented Reality (AR), Virtual Reality (VR), hingga kecerdasan buatan (AI), harus diiringi dengan literasi digital yang memadai agar proses belajar tidak kehilangan nilai kemanusiaannya.
⚠️ II. TANTANGAN DIGITALISASI PEMBELAJARAN
1. Kesenjangan Akses Teknologi
-
Tidak meratanya akses terhadap perangkat dan koneksi internet.
-
Masih adanya daerah yang blank spot dan keterbatasan alat TIK di rumah siswa.
-
Ketimpangan antara sekolah/madrasah kota dan desa.
2. Kompetensi Digital Guru dan Siswa
-
Guru belum terbiasa merancang pembelajaran digital yang interaktif.
-
Siswa cenderung hanya menjadi pengguna pasif teknologi.
-
Minimnya pelatihan tentang pedagogi digital (TPACK Framework).
3. Perubahan Paradigma Pembelajaran
-
Beralih dari teacher-centered ke learner-centered secara drastis.
-
Menuntut peran aktif siswa dalam mencari, mengolah, dan menyajikan informasi.
4. Validitas Asesmen
-
Tantangan kejujuran dalam ujian online.
-
AI writing tools dapat digunakan untuk menyalin jawaban tugas tanpa pemahaman.
5. Overload Informasi & Distraksi Digital
-
Banyaknya materi daring membuat siswa bingung memilih.
-
Potensi distraksi dari media sosial atau game saat belajar online.
6. Minimnya Integrasi Sastra ke Dunia Digital
-
Karya sastra kurang terakomodasi dalam bentuk digital interaktif.
-
Tantangan dalam mengajarkan apresiasi sastra secara daring.
⚖️ III. DIMENSI ETIKA DALAM PEMBELAJARAN DIGITAL
1. Etika Privasi dan Keamanan Data
-
Platform digital sering kali meminta data pribadi (email, lokasi, foto).
-
Kewajiban institusi dan dosen menjaga kerahasiaan data.
2. Etika Penggunaan AI dan Chatbot
-
Tidak semua jawaban dari AI dapat dipertanggungjawabkan secara akademik.
-
Mahasiswa harus menyatakan penggunaan AI dalam proses pengerjaan tugas.
-
AI sebagai alat bantu, bukan pengganti proses berpikir.
3. Hak Cipta dan Lisensi Digital
-
Banyak karya sastra dipakai tanpa izin (PDF bajakan, kutipan tanpa sumber).
-
Etika akademik mengharuskan atribusi, kutipan, dan penggunaan sumber terbuka (open access).
4. Keadilan dan Inklusivitas
-
Mahasiswa dengan kebutuhan khusus atau keterbatasan digital harus difasilitasi.
-
Pembelajaran harus memperhatikan keragaman akses dan latar belakang sosial.
5. Etika Interaksi Daring
-
Komunikasi di forum, Zoom, atau WhatsApp tetap tunduk pada norma kesopanan.
-
Menghindari ujaran kebencian, hoaks, dan manipulasi informasi.
📚 IV. PENERAPAN ETIKA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA & SASTRA
Situasi | Sikap Etis |
---|---|
Mengutip puisi dari internet | Mencantumkan sumber dan penulis asli |
Menggunakan AI untuk membuat rangkuman cerpen | Menyatakan bahwa AI digunakan sebagai alat bantu |
Merekam suara teman saat berdiskusi | Meminta izin terlebih dahulu |
Mendapat soal dari dosen dan menyebarkannya ke grup umum | Menjaga kerahasiaan dan tidak menyebar tanpa izin |
Menyusun tugas video pembacaan puisi | Menghindari editing yang menipu (deepfake) dan mencantumkan sumber musik/efek |
💬 V. STUDI KASUS UNTUK DISKUSI
Kasus A: Seorang mahasiswa menyalin puisi dari ChatGPT dan mengklaim itu adalah ciptaannya.
-
Apakah ini bentuk pelanggaran etika?
-
Bagaimana pembelajaran apresiasi sastra seharusnya dilakukan secara digital?
-
Apa solusi agar AI digunakan untuk memperkuat, bukan melemahkan proses kreatif?
🎯 VI. STRATEGI MENGHADAPI TANTANGAN
-
Peningkatan Literasi Digital
-
Workshop literasi digital dan etika siber untuk guru dan siswa.
-
-
Penyusunan Kebijakan AI & Teknologi
-
Aturan penggunaan ChatGPT, Canva, QuillBot, dan lainnya dalam pengerjaan tugas.
-
-
Penguatan Karakter dan Etika Akademik
-
Integrasi nilai-nilai kejujuran dalam desain tugas.
-
-
Pemanfaatan Teknologi yang Adil dan Aman
-
Gunakan sumber terbuka dan sistem yang tidak diskriminatif.
-
-
Pembelajaran Sastra yang Adaptif
-
Adaptasi karya sastra ke bentuk podcast, vlog, atau video interaktif.
-
📝 VII. PENUTUP
Digitalisasi bukan hanya soal alat, tetapi juga perubahan cara berpikir dan berinteraksi. Di tengah kemajuan teknologi, penting untuk menjaga nilai-nilai etika, kemanusiaan, dan keadilan agar pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia tetap bermakna, relevan, dan inklusif.
🏁 Tugas Reflektif:
Buatlah esai singkat (300–500 kata) tentang "Etika Menggunakan AI dalam Pembelajaran Bahasa dan Sastra", berdasarkan pengalaman pribadi Anda menggunakan teknologi dalam tugas kuliah.
0 comments:
Post a Comment