Home » » Sekolah, Sosialisasi Anak, Dan Pembentukan Kepribadian

Sekolah, Sosialisasi Anak, Dan Pembentukan Kepribadian

Posted by Awal KPN on Sunday 22 November 2020

  1. Sekolah adalah sebuah lembaga yang dirancang untuk pengajaran siswa (murid) di bawah pengawasan pendidik (guru). Sebagian besar memiliki sistem pendidikan formal, yang umumnya wajib, dalam upaya menciptakan anak didik agar mengalami kemajuan setelah melalui proses pembelajaran. Jenjang sekolah pada masing-masing negara bervariasi, tetapi umumnya dimulai dari tingkat kanak-kanak (umur 3-6 tahun), sekolah dasar untuk anak-anak (umur 6-12 tahun), dan sekolah menengah untuk remaja (umur 13-19 tahun). Setelah itu, baru masuk ke jenjang universitas atau perguruan tinggi, yang terbagi ke dalam tiga strata, yakni strata satu (S1), strata dua (S2), dan strata tiga (S3).
  2. Sosialisasi adalah sebuah proses penanaman atau transfer kebiasaan atau nilai dan aturan dari satu generasi ke generasi lainnya dalam sebuah kelompok atau masyarakat. Proses sosialisasi di sekolah pada dasarnya tidak berbeda dengan proses sosialisasi di masyarakat dan keluarga, yakni menanamkan dan mewariskan kebudayaan kepada anak didik. Dalam sosialisasi anak didik, terdapat agen sosialisasi. Agen sosialisasi adalah pihak-pihak yang melaksanakan atau melakukan sosialisasi. Ada empat agen sosialisasi yang utama, yaitu keluarga, kelompok bermain, media massa, dan lembaga pendidikan sekolah.
  3. Kepribadian adalah kecenderungan psikologis seseorang (anak) dalam berperilaku baik yang sifatnya tertutup (seperti berperasaan, berkehendak, berpikir, dan bersikap), maupun berperilaku terbuka (yang dalam istilah sehari-hari dinamakan perbuatan). Singkatnya, kepribadian adalah integrasi dari keseluruhan kecenderungan seseorang untuk berperasaan, berkehendak, berpikir, bersikap, dan berbuat menurut standar etika berperilaku tertentu. Sekolah mempunyai tugas untuk membentuk kepribadian anak. Kepribadian yang perlu ditransformasikan antara lain ambisi, asertif, antusias, percaya diri, mau bekerja sama, berbesar hati, kontrol diri, tidak mudah putus asa, gembira, humoris, dan menunjukkan simpati.
  4. Dalam sosiologi, pendidikan bukan sekedar berfungsi sebagai alih pengetahuan (transfer of knowledge), tetapi juga memegang fungsi social screening and selection. Artinya, proses pendidikan itu akan menyaring dan menyeleksi anak didik untuk bisa mengemban beban sosial. Screening (penyaringan) ini tentu berdasar dari kemampuan anak atas penguasaan ilmu pengetahuan, kompetensi, termasuk di dalamnya adalah moral. Ini berarti makin tinggi jenjang pendidikan seseorang, ia akan terseleksi dan tersaring pada kasta sosial yang tinggi juga, sebab beban sosialnya juga tinggi.


0 comments:

Post a Comment

TERIMA KASIH

SEMOGA BERMANFAAT!!!
Powered by Blogger.
Flag Counter
.comment-content a {display: none;}