📚 Pertemuan 2
Etika Akademik: Sebuah Pengenalan Awal
1. Definisi Etika Akademik
-
Etika: seperangkat norma, nilai, dan prinsip yang mengatur perilaku manusia agar sesuai dengan kebaikan, keadilan, dan kebenaran.
-
Akademik: segala sesuatu yang berhubungan dengan dunia pendidikan tinggi (perkuliahan, penelitian, publikasi, interaksi sivitas akademika).
-
Etika Akademik: seperangkat prinsip moral, norma, dan aturan yang mengarahkan perilaku sivitas akademika (dosen, mahasiswa, tenaga kependidikan) agar menjaga integritas, kejujuran, tanggung jawab, dan profesionalisme dalam aktivitas akademik.
🔑 Kata kunci: kejujuran, tanggung jawab, integritas, penghormatan terhadap ilmu dan sivitas akademika.
Dalam Islam:
-
Etika akademik bukan hanya norma sosial, tapi bagian dari adab (الأدب) yang menjadi syarat memperoleh keberkahan ilmu.
-
Ungkapan ulama: “Al-adab fawq al-‘ilm” (adab lebih tinggi dari ilmu).
-
Ilmu tanpa adab → akan menimbulkan kesombongan dan penyalahgunaan ilmu.
-
Adab menjadi prasyarat agar ilmu menjadi nur (cahaya) dan bermanfaat.
2. Ruang Lingkup Etika Akademik
Etika akademik mencakup berbagai aspek:
-
Dalam Pembelajaran
-
Kehadiran tepat waktu.
-
Kejujuran dalam mengerjakan tugas/ujian.
-
Sikap sopan dalam diskusi dan interaksi dengan dosen/teman.
-
-
Dalam Penelitian
-
Kejujuran dalam pengumpulan dan pelaporan data.
-
Tidak melakukan fabrikasi (membuat data palsu), falsifikasi (memanipulasi data), dan plagiarisme.
-
Menghormati subjek penelitian (etika penelitian manusia/hewan).
-
-
Dalam Publikasi Ilmiah
-
Mengutip sumber dengan benar.
-
Menyebutkan kontribusi penulis dengan adil.
-
Tidak melakukan self-plagiarism berlebihan.
-
-
Dalam Interaksi Sosial Akademik
-
Saling menghormati antara dosen, mahasiswa, dan tenaga kependidikan.
-
Menjaga budaya diskusi yang sehat, sopan, dan menghargai perbedaan pendapat.
-
Menjaga fasilitas kampus dengan baik.
Selain aspek umum, Islam menambahkan dimensi spiritual dan moral:
-
Dalam Menuntut Ilmu
-
Ikhlas karena Allah, bukan untuk gelar, kedudukan, atau duniawi.
-
QS. Al-‘Alaq (96):1–5 → perintah membaca sebagai ibadah.
-
Hadis: “Barang siapa menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka Allah akan mudahkan baginya jalan menuju surga.” (HR. Muslim).
-
-
Dalam Interaksi Guru dan Murid
-
Murid wajib menghormati guru, guru wajib membimbing dengan kasih sayang.
-
Imam Al-Nawawi menekankan pentingnya sikap tawadhu, tidak membantah dengan kasar.
-
-
Dalam Menjaga Kejujuran Ilmiah
-
Islam melarang kebohongan dan kecurangan.
-
QS. Al-Baqarah (2):42 → “Dan janganlah kamu campuradukkan yang hak dengan yang batil dan janganlah kamu sembunyikan yang hak, sedang kamu mengetahuinya.”
-
-
Dalam Menulis dan Mengutip Karya Ilmiah
-
Menghargai hak orang lain adalah bagian dari amanah.
-
Nabi SAW bersabda: “Barang siapa menipu, maka ia bukan bagian dari golongan kami.” (HR. Muslim). → Relevan dengan plagiarisme.
-
-
Dalam Memanfaatkan Ilmu
-
Ilmu bukan untuk merusak, tetapi untuk kemaslahatan umat.
-
Hadis: “Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia.” (HR. Ahmad).
-
3. Urgensi Etika Akademik bagi Sivitas Akademika di Perguruan Tinggi
Mengapa etika akademik sangat penting?
-
Menjaga Integritas Ilmu Pengetahuan
-
Ilmu berkembang melalui kejujuran, bukan manipulasi.
-
-
Membentuk Karakter Akademisi yang Beradab
-
Lulusan perguruan tinggi diharapkan tidak hanya cerdas, tapi juga berakhlak mulia (character building).
-
-
Mencegah Pelanggaran Akademik
-
Plagiarisme, perjokian, fabrikasi data dapat merusak reputasi individu maupun institusi.
-
-
Membangun Budaya Akademik yang Sehat
-
Etika akademik menjadi fondasi terciptanya atmosfer akademik yang kondusif, kritis, namun tetap sopan.
-
-
Tanggung Jawab Sosial
-
Sivitas akademika adalah teladan masyarakat. Perilaku tidak etis di kampus bisa berdampak negatif di masyarakat luas.
Urgensi Etika Akademik bagi Sivitas Akademika (Perspektif Islam)
-
Menjadi Ibadah
-
Aktivitas akademik adalah bagian dari ibadah jika diniatkan lillahi ta’ala.
-
-
Menjaga Marwah Ilmu
-
Ulama klasik seperti Imam Al-Ghazali menekankan bahwa ilmu harus diiringi dengan akhlak, jika tidak maka bisa menyesatkan.
-
-
Mencetak Insan Ulul Albab
-
Lulusan perguruan tinggi Islam diharapkan menjadi ulul albab → cerdas intelektual, spiritual, dan moral.
-
QS. Ali Imran (3):190–191 → ulul albab adalah mereka yang mengingat Allah, berpikir, dan berilmu.
-
-
Menghindarkan Diri dari Azab Ilmu yang Tidak Diamalkan
-
Hadis: “Ilmu yang tidak diamalkan ibarat pohon yang tidak berbuah.” (HR. Ad-Darimi).
-
4. Diskusi Kelas (Ice Breaking)
-
Pertanyaan:
“Mengapa menurut Anda, mahasiswa sering tergoda untuk melanggar etika akademik (misalnya menyontek, copy paste makalah, atau titip absen)?” -
Tujuan: melatih refleksi kritis dan kesadaran diri mahasiswa.
Pertanyaan:
“Bagaimana relevansi pepatah ulama al-adab fawq al-‘ilm dengan fenomena plagiarisme dan perjokian di perguruan tinggi saat ini?”
5. Kesimpulan Pertemuan
-
Etika akademik adalah pedoman moral untuk menjaga integritas akademisi.
-
Ruang lingkupnya mencakup pembelajaran, penelitian, publikasi, dan interaksi sosial.
-
Urgensinya bukan hanya untuk menjaga kualitas akademik, tetapi juga membangun karakter insan berilmu yang bermartabat.
Etika akademik dalam Islam identik dengan adab menuntut ilmu.
Ilmu hanya akan bermanfaat jika disertai niat ikhlas, kejujuran, dan penghormatan terhadap guru, ilmu, serta sesama pencari ilmu.
Sivitas akademika Muslim harus menjadikan aktivitas akademik sebagai ibadah, amanah, dan tanggung jawab sosial.
📌 Referensi Pendukung:
-
Asari, H. (2020). Etika Akademis dalam Islam. Jakarta: PrenadaMedia.
-
Bretag, T. (2016). Handbook of Academic Integrity. Singapore: Springer.
-
Macfarlane, B., Zhang, J., & Pun, A. (2014). Academic integrity: A review of the literature. Studies in Higher Education, 39(2), 339–358.
Imam Al-Nawawi. Adab al-‘Alim wa al-Muta‘allim.
-
Al-Ghazali. Ihya’ Ulumuddin, Kitab Ilmu.
-
Hasan Asari. Etika Akademis dalam Islam. Prenada, 2020.
-
Azhari Akmal Tarigan. Etika Akademik: Ikhtiar Mewujudkan Insan Ulul Albab. Medan: FEBI UIN SU, 2022.
0 comments:
Post a Comment