Pertemuan 3: Al-Adab Fawq al-‘Ilm – Relevansi Etika Akademik
1. Al-Adab Fawq al-‘Ilm
-
Ungkapan ulama klasik “Al-adab fawq al-‘ilm” (adab berada di atas ilmu) menegaskan bahwa penguasaan ilmu tidak bernilai tanpa akhlak dan etika.
-
Imam Malik pernah berpesan kepada muridnya, Imam Syafi’i: “Pelajarilah adab sebelum engkau mempelajari ilmu.”
-
Relevansinya dalam etika akademik: mahasiswa dan dosen bukan hanya dituntut cerdas secara intelektual, tetapi juga luhur dalam adab, sopan santun, dan integritas.
2. Nilai Intrinsik Ilmu: al-‘Ilmu Nūr
-
Dalam perspektif Islam, ilmu adalah cahaya (nūr) yang menerangi kehidupan manusia.
-
Cahaya ilmu hanya akan bermanfaat jika hati yang menampungnya bersih dan penuh adab.
-
QS. Al-Mujādalah:11: “Allah meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat.”
-
Konteks etika akademik: ilmu harus diamalkan untuk kebaikan, bukan sekadar untuk kepentingan duniawi atau manipulasi akademis.
Konteks modern: banyak orang berilmu tinggi tetapi menyeleweng (korupsi, manipulasi data penelitian). Itu contoh ilmu tanpa cahaya.
-
Teori filsafat ilmu: ilmu memiliki dimensi ontologi, epistemologi, dan aksiologi.
-
Ontologi: apa itu ilmu?
-
Epistemologi: bagaimana memperoleh ilmu?
-
Aksiologi: untuk apa ilmu digunakan?
-
3. Niat Menuntut dan Memiliki Ilmu
-
Menuntut ilmu adalah ibadah, sehingga niat menjadi sangat penting.
-
Hadis Nabi ﷺ: “Barang siapa yang menuntut ilmu untuk membanggakan diri, atau untuk berdebat, atau untuk mencari kedudukan, maka ia akan masuk neraka.” (HR. Ibnu Majah).
-
Dalam etika akademik:
-
Niat menulis skripsi, tesis, disertasi harus untuk pengembangan ilmu, bukan sekadar formalitas.
-
Niat melakukan penelitian adalah mencari solusi atas problem masyarakat, bukan sekadar mengejar poin angka kredit.
-
4. Karakter Ulul Albab
-
Ulul albab adalah figur intelektual yang selalu mengaitkan ilmu dengan iman dan amal saleh.
-
QS. Ali Imran: 190–191: “Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi… terdapat tanda-tanda bagi ulul albab.”
-
Ciri ulul albab:
-
Berpikir kritis dan reflektif (tafakkur).
-
Mengingat Allah dalam setiap aktivitas akademik (dzikrullah).
-
Menerapkan ilmu untuk maslahat umat.
-
-
Relevansi etika akademik: membentuk mahasiswa berilmu sekaligus berakhlak, berintegritas, dan bermanfaat bagi masyarakat.
Diskusi Kelas
-
Mengapa adab dikatakan lebih tinggi daripada ilmu?
-
Bagaimana menjaga niat agar tetap lurus dalam belajar dan meneliti?
-
Apa relevansi konsep ulul albab bagi mahasiswa di era digital dan Society 5.0?
0 comments:
Post a Comment